Text Warning: Contoh teks naskah stand up comedy ala Jokowi ini hanyalah cerita humor dagelan kocak + koplakbiasa. Bukan plesetan atau parodi humor politik terbaru dari pidato presiden Jokowi. Tidak juga berisi kata-kata sindiran atau kritikan pedas untuk presiden Jokowi terkait kontoversi kebijakan pengangkatan kapolri Budi Gunawan dan tokoh politik dari negara di dunia manapun. Baik itu dunia nyata maupun dunia gaib. Tak ada maksud untuk menyebarkan berita fitnah palsu alias bohong bin hoax dengan tujuan menggiring opini publik dan menanamkan imej negatif tehadap presiden Jokowi.
Jika Anda bermaksud mencari bahan bacaan lucu untuk sekedar hiburan, silahkan baca. Tapi jika yang dicari adalah literatur tentang carut marutnya dunia politik di Indonesia, silahkan baca juga. Tak apa sebagai media refreshing biar tak stress menganalisa statement: “Itu bukan urusan saya.”
Ini adalah panggung plesetan stand up comedy dari Joko Widagdo, ketua RT di wilayah kami yang juga akrab disapa Jokowi. Pidato gokil ini disampaikan Pak Jokowi pada saat sidang rapat paripurna di balai RT dalam rangka memasyarakatkan tawa dan mentertawakan masyarakat.
Selamat Malam para rakyat...
Tak perlu perkenalan. Saya kira semua sudah tahu siapa saya. Sama seperti semua orang sok tahu mengira saya adalah Jokowi, presiden RI. Padahal nama asli saya adalah Joko Widagdo. Disingkat JokoDog.
:-)
Keren kan nama saya? Campuran dari bahasa Jawa dan Inggris. Joko dalam boso Jowo berarti perjaka. Sedang Dog itu bahasa Inggris. Artinya...... arti kata dog itu apa ya? Ah sudahlah... yang penting Inggris. Apapun artinya..., nama Inggris sudah pasti keren kan?
:-)
Tapi sejak nama Jokowi tenar, orang-orang memanggil saya dengan sebutan Jokowi juga. Terpaksa saja menanggalkan nama panggilan lama saya yang keren: JokoDog.... Dog yang masih perjaka.
:-)
Banyak yang bilang kalo wajah saya mirip dengan Jokowi. Padahal kalo lagi ngaca, saya ngerasa lebih mirip dengan Shahir Seikh.
Cie..... :-)
Iya... Soalnya cermin saya itu masih baru. Saya belum sempat buka bungkusnya. Dan bungkusnya itu bergambar poster Mahabharata.
:-)
Saya juga hobi blusukan. Sama kayak Jokowi. Bedanya kalo Jokowi suka blusukan di kawasan kumuh, sedang saya lebih senang blusukan di kamarnya pembantu.
:-)
Tolong jangan berpikiran ngeres. Saya blusukan di kamar pembantu untuk bersih-bersih biar tak berdebu. Maklum, kamar itu kosong sejak setahun yang lalu saat istri saya memutuskan memecat si Inem dari jabatan pembantu rumah tangga.
Penyebabnya sih sepele. Saya kepergok saat blusukan di sana....
:-)
Gara-gara itu saya jadi repot. Istri saya tak mau ambil pembantu lagi. Dan sebagai hukuman, semua tugas bersih-bersih jadi kewajiban saya. Mulai dari membersihkan dapur, kamar mandi, ruang tamu, kamar tidur, teras sampai halaman rumah saya yang ngerjain. Menyebalkan sekali.
Hanya satu ruangan yang menyenangkan dan bikin saya jadi semangat untuk membersihkannya. Kamar anak kos di sebelah rumah...
:-)
Jangan negatif thinking dulu dong.... Kenapa saya begitu semangat kalo bersih-bersih di sana? Karena anaknya baik, selalu ngasih tips. Dan jangan salah sangka, dia ini cowok... bukan cewek. Namanya Andono.
Itu kalo siang...
Kalo malam jadi Andini
:-)
Ah sudahlah.... Itu kan masa lalu. Saya sekarang berusaha jadi kepala keluarga dan kepala RT yang baik. Untuk kesejahteraan bersama, saya menyusun organisasi pemerintahan RT ini layaknya sebuah negara. Ada DPR : Dewan Perwakilan RT. Ada MPR : Majelis Permusyawaratan RT. Ada susunan kabinet yang berisi para menteri. Nama kabinetnyapun sama persis dengan punya Jokowi asli. Kabinet kerja.
Tugas kabinet kerja di RT sini juga sama: Ngerjain rakyat!
:-)
Maksudnya ngerjain rakyat itu... mengerjakan tugas sesuai bidang masing-masing agar rakyat di wilayah RT ini mau ikut mengerjakan tugas menteri.
:-)
Ini serius lho... Sehebat apapun menteri, tak akan ada artinya jika kebijakannya tidak dikerjakan dan di dukung oleh rakyat. Contohnya di RT ini ada menteri bidang kelautan dan perikanan yang nama menterinya sengaja saya samain yaitu Susi. Bedanya kalo di kabinet Jokowi nama menterinya Susi Pudjiastuti, di RT ini namanya Susi Gitutik : Gigine Metu Thitik.
:-)
Meskipun di wilayah RT ini tak punya laut, tapi seluruh warga mendukung dibentuknya menteri kelautan dan perikanan. Hasilnya? Seluruh warga mentaati peraturan menteri yang melarang warga untuk beli ikan import dari negara lain. Mereka juga akan lapor jika ada kucing garong yang mencuri ikan di dapur. Hal itu terjadi karena di sini tak ada ikan teri import... Ada juga sirip hiu yang dicuri kucing garong lalu kita import....
:-)
Contoh lainnya adalah menteri keuangan. Meskipun kita tahu RT kita tak punya uang, tapi saya tetap mengangkat menteri keuangan. Sama seperti yang dilakukan Jokowi.
:-)
Intinya...... asal didukung rakyat, semua kebijakan pasti akan berjalan baik.
Mohon untuk bertepuk tangan :-)
Jadi ketua RT itu tidak mudah. Banyak hal non teknis yang menghambat untuk jadi ketua RT bijaksana, yang bisa mengakomodasi semua kepentingan rakyat.
Seperti saat ini saya lagi galau...
Ini berkaitan dengan jabatan kapolri.... Maaf, yang saya maksud bukan kepala kepolisian republik Indonesia melainkan Kepala Poskamling RT Ini.
Budhe Wati (budhe saya) nitip mantan satpamnya untuk menduduki jabatan tersebut. Nama satpam itu Bud..... ah sudahlah... gak enak kalo nyebutin nama, soalnya namanya sama persis dengan yang ramai diberitakan di koran.
Kita sebut saja namanya Mawar biar aman...
:-)
Masalahnya si Mawar ini sedang dalam penyidikan PKK terkait kasus dugaan korupsi. Saya kan bingung. Kalau nurut keinginan Budhe Wati, rakyat marah. Kalau menuruti aspirasi rakyat, saya tak enak hati sama Budhe...
Tahu sendiri kan..., kalau bukan karena Budhe Wati.... saat ini saya tak akan jadi presiden
:-)
Maaf... maaf... ralat. Maksud saya jadi ketua RT...
:-)
Oke, saya Jokowi... Terima kasih
Selamat Malaaaammm...!!
Mohon tepuk tangannya yang meriah :-)
Contoh teks stand up comedy lainnya yang koplak: Klik Sini >>
Sekali lagi: Teks naskah stand up comedy ala bukan Jokowi 2015 di atas emang tidak dibawakan oleh Jokowi sang presiden RI. Ini hanyalah seni banyolan pengusir galau rakyat kecil yang berharap masih bisa tertawa di tengah penderitaan. Harap menyikapinya dengan bijak. Khusus untuk Pak Jokowi, mohon maaf....